kta pramuka

KTA Pramuka: Antara Harapan Efisiensi dan Realita Kerumitan

Sosialisasi KTA Pramuka yang digagas Kwartir Nasional (Kwarnas) di Kwartir Cabang (Kwarcab) Luwu Timur pada 20 Mei lalu, seharusnya menjadi angin segar bagi penataan data anggota. Namun, harapan akan sistem yang lebih ringkas justru berbenturan dengan mekanisme yang dinilai terlalu panjang dan memusingkan.

Setiap anggota diwajibkan membayar Rp15.000 untuk pengadaan KTA. Dari jumlah tersebut, Rp1.500 akan didistribusikan kembali ke berbagai tingkatan kwartir (gugusdepan, ranting, cabang, dan daerah). Prosedur pendaftaran pun cukup panjang: dimulai dari registrasi via WhatsApp, dilanjutkan pengambilan data dan foto oleh PT. Rin (mitra Kwarnas), proses cetak KTA di Kwarnas, hingga distribusi kembali ke Kwarcab. Ironisnya, setelah KTA Pramuka diterima, anggota masih harus mendaftar ulang melalui aplikasi Ayopramuka.

“Harus daftar lewat WhatsApp, lalu difoto, kemudian tunggu KTA datang, dan setelah itu daftar lagi di aplikasi Ayopramuka. Ini seperti berputar-putar. Padahal tujuannya ingin menyederhanakan sistem keanggotaan,” keluh seorang andalan cabang Luwu Timur yang enggan disebutkan namanya.


KTA Pramuka
Sosialisasi KTA Pramuka di Luwu Timur

Urgensi Biaya dan Transparansi Dana: Sebuah Tanda Tanya

Selain proses yang rumit, skema pembagian dana KTA juga menjadi sorotan tajam. Banyak pihak mempertanyakan urgensi biaya sebesar Rp15.000 yang dibebankan kepada anggota, terutama bagi pelajar dan masyarakat kurang mampu. Ditambah lagi, pengembalian dana sebesar Rp1.500 dinilai terlalu kecil dibandingkan beban yang ditanggung anggota.

“Anggaran yang kembali juga hanya sebesar Rp1.500, buat apa? Padahal mekanisme Kwartir Daerah Sulawesi Selatan kemarin sudah jauh lebih efektif dan efisien, tanpa membebankan biaya,” tambah sumber tersebut, membandingkan dengan sistem yang sebelumnya dinilai lebih baik.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dana dari program KTA. Kekhawatiran akan potensi beban finansial yang memberatkan anggota, terutama di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil, menjadi alasan utama munculnya polemik ini.


Solusi Inovatif untuk KTA Pramuka: Menuju Sistem yang Efisien dan Berpihak pada Anggota

Polemik KTA Pramuka di Luwu Timur ini sejatinya dapat menjadi momentum untuk perbaikan sistem yang lebih holistik dan berpihak pada anggota. Berikut beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:

  • Penyederhanaan Proses Pendaftaran Terpadu: Integrasikan semua tahapan pendaftaran dalam satu platform tunggal. Anggota cukup mendaftar sekali melalui aplikasi Ayopramuka yang terintegrasi langsung dengan pengambilan data dan foto. Proses ini dapat dilakukan secara daring atau dengan bantuan petugas di Kwarcab/Gudep yang dibekali perangkat mumpuni.
  • Skema Pembiayaan yang Fleksibel dan Transparan: Pertimbangkan opsi pembiayaan yang tidak membebani anggota, misalnya melalui subsidi dari Kwarnas/Kwarcab, atau sistem bundling dengan iuran tahunan yang jelas alokasinya. Jika biaya tetap diperlukan, pastikan setiap sen yang dibayarkan anggota memiliki laporan penggunaan yang jelas dan dapat diakses publik.
  • Optimalisasi Peran Kwartir Daerah/Cabang: Berikan kewenangan lebih kepada Kwartir Daerah dan Cabang untuk berinovasi dalam pengadaan KTA Pramuka yang lebih efisien dan sesuai dengan kondisi lokal. Pengalaman Kwartir Daerah Sulawesi Selatan yang dinilai lebih efektif dan efisien bisa menjadi contoh untuk diterapkan di Kwarcab lain.
  • Sosialisasi Komprehensif dan Dialog Terbuka: Sebelum meluncurkan program baru, adakan sosialisasi yang masif dan libatkan anggota dalam dialog terbuka untuk menampung masukan. Dengan begitu, setiap kebijakan yang diambil akan mencerminkan kebutuhan dan aspirasi anggota.
  • Manfaatkan Teknologi Secara Maksimal: Kembangkan aplikasi Ayopramuka menjadi super-app yang tidak hanya untuk pendaftaran KTA, tetapi juga sebagai pusat informasi kegiatan, materi kepramukaan, hingga forum diskusi anggota. Ini akan meningkatkan nilai tambah KTA bagi anggota.
  • KTA Pramuka Digital: Tanpa membebani anggota pramuka cukup daftar melalui aplikasinya saja, dan semua anggota muda, dewasa maupun purna pramuka bisa mendapatkan keanggotaan yang jelas.

Dengan menerapkan solusi-solusi di atas, Gerakan Pramuka dapat membangun sistem keanggotaan yang benar-benar efisien, transparan, dan mendukung semangat kebersamaan serta pengabdian yang menjadi inti dari Gerakan Pramuka. Apakah Kwarnas siap berbenah demi Pramuka yang lebih baik?

Sumber Berita : merekamindonesia.com

2 Comments

  1. salam pramuka, saya pun berfikir demikian. sistem itu memangkas sebuah proses, tidak malah memperpanjangnya. semoga gerakan pramuka eksis slalu di era digitalisasi 5.0

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *