Open Kolaborasi
Hubungi Kontak Kami
untuk Media Partner dan Publikasi.
Ahmad Rusdi, anggota Yayasan Pramuka Sedunia ikut rapat di Egham, London yang dipimpin Raja Raja Swedia Carl XVI Gustaf pada awal Mei 2025. Yayasan akan terus mendanai program Messengers of Peace dan Ticket to Life di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Program ini membantu kiprah Pramuka bagi komunitasnya. Kerajaan Arab Saudi bakal melanjutkan pendanaan untuk 10 tahun ke depan.
***.
Petikan gitar Jim Kelleher menjadi pembuka acara Gala Dinner World Scout Foundation (WSF) yang diadakan di Tudor Tithe Barn, Hotel Great Foster di Egham, kota di pinggiran barat London, Inggris. Kelleher, yang menjadi gitaris profesional selama 20 tahun pernah menjadi Pramuka di Surrey, ketika usia remaja. Acara makan malam pada 3 Mei 2025 ini dihadiri 25 anggota Dewan dan Komite WSJ, serta anggota Baden-Powell Fellowship.
Ketua Kehormatan Dewan WSF, Yang Mulia Paduka Raja Swedia Carl XVI Gustaf memberi sambutan pada acara yang dihadiri sekitar 100 orang. Termasuk di dalamnya ada Ahmad Rusdi, anggota Dewan WSF yang mewakili Indonesia, Pangeran Guillaume (Putera Mahkota Luksemburg) dan Putri Sama Faisal Al Saud, kerabat Raja Arab Saudi yang mendirikan Nour Nouf Foundation for Knowledge.
“Saya benar-benar yakin bahwa dunia membutuhkan lebih banyak Pramuka. Pramuka yang membangun jembatan perdamaian dan sebagai warga negara yang aktif. Pramuka yang melangkah maju untuk membantu orang lain dan berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan damai. Bersama-sama, kita dapat mewujudkannya! Malam ini kita tunjukkan bahwa kegembiraan dan petualangan tidak pernah berakhir dalam Pramuka. Terima kasih atas semua yang Anda lakukan,” kata Raja Carl XVI Gustaf.
Yang Mulia Paduka Raja Swedia Carl XVI Gustaf juga menjelaskan dampak Pramuka bagi perdamaian dunia, upaya pembaruan pendanaan untuk program Messengers of Peace (MoP) dan dukungan BP Fellows bagi World Organization of the Scout Movement (WOSM). Raja Swedia yang kini berusia 79 tahun telah menjadi Pramuka Swedia sejak usia kanak-kanak dan remaja.
Gala Dinner ini merupakan bagian dari pertemuan Dewan WSF ke-78 di Egham, Inggris pada 1-3 Mei 2025. Rapat dipimpin oleh Rob Woolford, ketua dewan. Agenda pertemuan dua hari ini adalah membahas peta jalan 2022-2030 dengan tujuan mengembangkan penggalangan dana dan keterlibatan gerakan Pramuka di seluruh dunia. Mereka juga membahas investasi, audit tahunan, pengawasan, laporan kegiatan Pramuka Dunia, persetujuan hibah tahunan WOSM, serta acara keterlibatan dan penggalangan dana yang akan datang.
WSF yang berkantor di Jenewa, Swiss berdiri tahun 1969. Yayasan ini merupakan organisasi non-profit yang fungsinya menyediakan dana untuk mendukung WOSM, mendorong inisiatif kepanduan seperti program MoP; menghubungkan komunitas kepanduan dengan para filantropis, perusahaan dan pemerintah; dan menyelenggarakan berbagai program dan hibah untuk memperkuat pendidikan kepanduan serta pengembangan kepemimpinan pemuda. WSF memiliki 2500 anggota dari 175 negara anggota WOSM dan hanya satu dari Indonesia, yaitu Ahmad Rusdi.
Sejak tahun 2010, program MoP telah menginspirasi dan memberdayakan jutaan Pramuka di seluruh dunia untuk mengambil tindakan di komunitasnya guna membangun budaya perdamaian dan perubahan yang positif. Dengan lebih dari 16 juta proyek komunitas dan investasi sebesar 27 juta dollar AS hingga saat ini, Pramuka telah menjadi kekuatan untuk kebaikan, mempromosikan pemahaman, aksi komunitas, dan perdamaian lintas batas.
Program MoP selama ini didukung oleh Kerajaan Arab Saudi. Pada 13 April 2025, WSF dan Kerajaan Arab Saudi menandatangani pembaruan pendanaan MoP dengan dana 50 juta dollar AS untuk 10 tahun ke depan.
Sejak dasawarsa lalu, MoP dan Ticket to Life yang didanai WSF berlangsung di beberapa kwartir daerah Pramuka di Indonesia. Melalui MoP, Pramuka ikut membangun komunitas yang lebih damai dan inklusif, tangguh menghadapi bencana alam, mempromosikan kesetaraan gender dan mendorong dialog antarbudaya.
Ada lima Pramuka Indonesia yang memperoleh World Messengers of Peace Hero dari WOSM, antara lain Atta Verin (tahun 2013 untuk proyeknya yang berkontribusi dalam membangun literasi baca masyarakat), Jaenal Mutakin (2016, proyeknya berfokus pada penyebaran budaya damai dalam kegiatan komuter), Fakhir Naufal (2022 untuk proyek Pramuka Donor Darah).
Sedangkan Ticket to Life adalah program yang memberikan kesempatan bagi anak-anak jalanan, pengungsi, korban konflik dan kelompok rentan untuk memperoleh pendidikan dan keterampilan hidup. Kegiatan ini pernah dilakukan di Jakarta, Banten, Jawa Barat (Cianjur melalui proyek Jawara Masagi), Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatera Barat.
Pada Gala Dinner 3 Mei 2025 tersebut diumumkan penerimaan anggota kehormatan, 21 anggota muda menjadi Young Baden Powell Fellowship (dari Kings College di Riyadh dan Inggris Raya) dan 6 anggota BP Fellow baru. Keanggotaan mereka didukung oleh Siegfried Weiser dan Yasmine Weiser (anggota Dewan WSF) yang memiliki usaha La Biosthetique Paris, perusahaan kosmetik internasional.
Ayesha Karim, Pramuka pandega dari Inggris, menceritakan pengalamannya kepada tamu Gala Dinner. Mahasiswi ini menjelaskan pentingnya kepramukaan untuk menciptakan ruang aman bagi kaum muda, baik itu di luar lingkungan pekerjaan, pendidikan atau di luar rumah. Mereka berkumpul dan mempelajari keterampilan hidup pada sebuah momen puncak di musim panas yang sibuk atau di akhir pekan.
“Dan Anda, para relawan dan jadi pendukung kami, yang memelihara komunitas ini, yang merupakan panutan terbesar kami. Kami tidak tahu apa yang akan dilakukan kaum muda kami selanjutnya, tetapi kami yakin itu akan memberikan dampak. Mereka adalah warisan kami, mereka adalah masa depan Kepramukaan, dan Anda dapat percaya bahwa kami berada di tangan yang aman,” kata Ayesha Karim, yang menjadi Komisioner/Andalan Nasional Pramuka Inggris mewakili Pramuka Pandega.
Pada rapat Dewan WSF, Yang Mulia Paduka Raja Carl XVI Gustaf menjelaskan bahwa Yayasan Kepanduan Sedunia perlu menyesuaikan kegiatan dengan perubahan dan perkembangan dunia yang semakin kurang menentu, khususnya dalam menghadapi kondisi ekonomi global. “Semoga WSF mampu menciptakan kegiatan yang dapat menunjang aktivitas anak muda, khususnya melalui program-program kepanduan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman,” katanya.
Raja Carl XVI Gustaf bakal menyerahkan jabatan Ketua Kehormatan WSF kepada Pangeran Guillaume pada April 2026, saat ulang tahun Raja yang ke-80. Sementara Raja Swedia nantinya menjadi Penasehat Yayasan Pramuka Sedunia.
Beliau berharap anggota Dewan membantu generasi muda sehingga pada masa mendatang dapat menjadi pemimpin bagi bangsa dan negaranya. Selain itu dapat meningkatkan jumlah anggota WSF dan BSF Fellow di negaranya masing-masing.
Pangeran Guillaume berjanji akan meneruskan program WSF. “Dengan kerja sama dan dukungan para anggota WSF dapat melaksanakan kegiatan Dewan, terutama dalam menghadapi perkembangn dunia yang cepat berubah,” ujarnya.
Rapat memutuskan Sidang ke-79 Dewan WSF bakal dilakukan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 23-26 Oktober 2025. Sidang tersebut akan dihadiri anggota baru BP Fellowship. Pertemuan berikutnya diadakan di Stockholm, Swedia pada 22-25 April 2026, bersamaan dengan HUT ke-80 Raja Swedia. Pada pertemuan di Kuala Lumpur itu sekaligus akan mengundang anggota baru dalam acara Gala Dinner dan pengumpulan dana.
Selain rapat, anggota Dewan WSJ mengunjungi pusat kegiatan anak-anak dan pemuda di Walton Firs Centre di Surrey, yang dikelola oleh Walton Firs Foundation. Ini merupakan tempat terbuka untuk berkemah dan kegiatan di alam terbuka. Mereka juga diundang dalam acara makan malam oleh Siegfried Weiser, anggota senior WSF dan pengusaha kosmetik terkemuka dari Jerman.
Ahmad Rusdi menjelaskan bahwa dirinya telah menyampaikan surat pemberitahuan kepada pimpinan Kwarnas tentang keberangkatannya ke London untuk menghadiri Sidang ke-78 WSF di London. Selama rapat dan pertemuan dengan anggota Dewan WSF dan pengurus WOSM, dia menjelaskan mengenai peran Gerakan Pramuka dalam pendidikan kepramukaan di Tanah Air. Dia juga mengusulkan agar lebih banyak program Messengers of Peace (MoP), Ticket to Life dan aktivitas lain yang dibiayai WSF, diselenggarakan di Indonesia. “Saya ingin akan semakin banyak Pramuka Indonesia menjadi anggota Baden Powell Fellow dan Youth Baden Powell Fellow,” katanya.
Menurut Rusdi, WSF selama ini mendukung misi dan visi WOSM. “Yaitu menjadi gerakan pemuda yang paling inspiratif dan inklusif di dunia dan menciptakan pengalaman belajar yang transformatif bagi setiap orang muda, di mana pun berada,” katanya. Misi Pramuka adalah memberikan sumbangan bagi pendidikan kaum muda melalui sistem nilai yang didasarkan pada Tri Satya dan Dasa Dharma Pramuka. Melalui Pramuka, kita membangun dunia yang lebih baik di mana orang-orang dapat memenuhi kebutuhan dirinya sebagai individu dan memainkan peran yang konstruktif dalam masyarakat.
***/the end