Perkemahan se-Tapanuli Selatan

Cerita Pramuka: Pengalaman Berharga Menjadi Pembina Pramuka dalam Perkemahan se-Tapanuli Selatan

Menjadi Pramuka, Belajar Tanggung Jawab dan Kepemimpinan

Pengalam Pramuka berharga Perkemahan se-Tapanuli Selatan – Menjadi bagian dari dunia kepramukaan adalah salah satu pengalaman paling berharga dalam hidup saya. Kegiatan Pramuka tidak hanya soal baris-berbaris, tali-temali, atau lomba pionering, tapi jauh lebih luas. Pramuka mengajarkan tanggung jawab, kepemimpinan, serta kedewasaan dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan.

Salah satu pengalaman tak terlupakan adalah saat saya mengikuti perkemahan Pramuka antar madrasah se-Tapanuli Selatan, yang diadakan di Pondok Al Abraar—pondok tempat saya juga mengabdi. Saat itu, saya diberi amanah sebagai koordinator kepramukaan (di pondok kami biasa disebut mabikori) sekaligus menjadi pembina utusan dalam kegiatan tersebut. (Perkemahan se-Tapanuli Selatan)


Dikira Peserta, Padahal Pembina: Kisah Lucu yang Mengajarkan Rendah Hati

Salah satu hal menarik adalah ketika saya beberapa kali dikira sebagai peserta, baik oleh panitia maupun pembina lain. Mungkin karena penampilan saya yang masih seperti anggota muda, atau karena belum terlalu dikenal luas.

Pernah suatu ketika, saya tidak mengenakan papan nama pembina, sementara lomba sudah hampir dimulai dan anggota regu saya belum datang. Karena situasi mendesak, saya berdiri di barisan peserta. Tanpa sadar, saya memakai dua papan nama sekaligus, yaitu milik pembina dan peserta. Seorang panitia pun mendekat dan bertanya, “Ini peserta atau pembina?”

Saya gugup menjawab, tapi beruntung anggota regu saya segera datang dan saya bisa menjelaskan posisi saya yang sebenarnya. Bahkan saat berkumpul dengan para pembina pun, saya kembali dikira sebagai peserta. Namun saya belajar untuk tidak tersinggung—yang penting adalah menjalankan tanggung jawab dengan baik.

Perkemahan se-Tapanuli Selatan
Perkemahan se-Tapanuli Selatan

Malam Api Unggun dan Kebanggaan yang Membekas Perkemahan se-Tapanuli Selatan

Salah satu momen membanggakan terjadi saat malam api unggun. Setiap regu diberi kesempatan menampilkan pertunjukan, dan kami menampilkan Semaphore Dance—kombinasi gerakan isyarat bendera dengan musik.

Salah satu kakak panitia, yang saya tidak tahu pasti jabatannya, menyampaikan bahwa penampilan kami “lumayan bagus.” Pujian itu sederhana, tapi sangat berarti bagi saya dan anggota lainnya. Itu adalah bentuk apresiasi yang memberikan semangat.


Pelajaran dari Sebuah Perkemahan

Dari perkemahan ini, saya belajar banyak hal:
✅ Mengelola koordinasi dan komunikasi antar anggota
✅ Memahami pentingnya manajemen waktu
✅ Mengenali kekurangan tim untuk menjadi evaluasi ke depan

Menurut saya, menjadi Pramuka bukan tentang siapa yang paling kuat atau paling rapi, tapi siapa yang mau belajar, bekerja sama, dan tumbuh dari setiap pengalaman.

Di balik panas terik matahari, lelah, dan kesibukan kegiatan, tersimpan banyak pelajaran dan kenangan berharga—yang akan selalu saya kenang sebagai bagian dari proses pendewasaan diri.


Tentang Penulis Pengalaman Perkemahan se-Tapanuli Selatan

👤 Nama: Nur Zakia Siregar
🎓 Gudep: 03.372 Racana Rara Santang – Pangkalan Universitas Aufa Royhan
📍 Usia: 21 tahun
📸 Instagram: @kiiaasiregar
🟡 Salam Pramuka! ⚜️

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *